Awal bulan maret tahun 2020 yang lalu pasien positif covid pertama kali terdeteksi di Indonesia. Itu artinya sampai saat ini setahun sudah covid berada di negeri ini. Namun tanda tanda pandemi ini akan berhenti belum juga terjadi. Penambahan orang yang positif masih berjumlah ribuan tiap harinya.
Ditemukannya vaksin mungkin saja menjadi harapan baru agar pandemi segera berlalu. Namun meski vaksin sudah ada kita masih perlu waspada. Karena vaksinasi tentunya membutuhkan banyak waktu apalagi di negeri yang jumlah penduduknya ratusan juta seperti Indonesia ini. Mungkin butuh waktu beberapa tahun baru vaksinasi ini selesai dan tercipta herd immunity.
Itu artinya selama beberapa tahun ke depan resiko kita tertular virus corona masih ada. Sehingga upaya pencegahan harus tetap dilakukan. Langkah langkah seperti 3M yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker saat bepergian serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus tetap dilakukan.
Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan memakai masker kain akan bisa mengurangi resiko tertular covid hingga 45% sedangkan menggunakan masker bedah bisa mengurangi resiko terkena covid sampai 70%.
Mencuci tangan menggunakan sabun menurut WHO bisa menurunkan resiko terkena covid hingga 35%. Dan mencuci tangan menggunakan sabun ini sebaiknya dilakukan selama kurang lebih 30 detik agar virus bisa mati. Jika saat bepergian dan tidak ada sabun maka kita bisa saja menggantinya menggunakan hand sanitizer.
Sedangkan menjaga jarak dan menghindari atau sering dikenal sebagai social distancing juga merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah tertular virus covid 19. Upaya upaya 3M ini akan cukup efektif jika semua orang mau dan disiplin dalam melakukannya. Jika hanya sedikit saja yang melakukan tentunya akan menjadi sangat tidak efektif.
Karena itu selain menerapkan 3M dan protokol kesehatan lainnya untuk diri kita sendiri kita juga harus mulai mengedukasi orang orang yang ada di sekitar kita untuk menerapkan protokol kesehatan ini. Sebab di banyak tempat tak sedikit orang yang enggan untuk memakai masker ataupun menjaga jarak. Keengganan dalam melakukan protokol kesehatan ini bisa disebabkan banyak hal. Mulai dari rasa malas hingga tidak mau karena mereka salah dalam menerima informasi.
Kesalahan dalam menerima informasi ini cukup banyak terjadi tak hanya di Indonesia saja melainkan juga di luar negeri. Seperti yang kita ketahui saat pandemi seperti sekarang ini banyak sekali informasi yang beredar tanpa tahu sumber aslinya valid atau tidak. Informasi informasi ini jelas sangat berbahaya jika kita tidak bisa menyaring mana yang benar benar info kesehatan terpercaya mana yang hanya sekedar share hoax untuk keuntungan pribadi.
Untuk itu kita perlu lebih selektif lagi dalam menerima semua jenis informasi yang masuk utamanya informasi vital seperti info kesehatan termasuk juga yang ada kaitannya dengan covid 19. Pastikan sumber asal dari info kesehatan yang kita terima ini kredibel. Sebagai contoh jika info kesehatan ini berasal dari sebuah artikel di website maka pastikan artikel ini ditulis oleh orang yang memiliki kompetensi di bidangnya yakni dokter atau jika bukan ditulis oleh dokter setidaknya artikel sudah ditinjau oleh dokter yang kompeten di bidangnya sebelum di publish di web.
Salah satu contoh web yang cukup kredibel untuk kita ambil infonya adalah sehatQ.Com. Hal ini karena artikel kesehatan yang ada di sehatq menerapkan hal di atas. Yakni ditulis oleh dokter atau oleh content writer yang kemudian ditinjau oleh dokter yang berwenang.